Perubahan Besar di AC Milan sejak Allegri Datang Kembali
Milanello kembali menyambut sang mantan. Dalam sebuah langkah yang mengejutkan dunia sepak bola Italia, AC Milan secara resmi mengumumkan kembalinya Massimiliano Allegri sebagai pelatih kepala untuk musim 2025/2026. Momen “CLBK” (Cinta Lama Bersemi Kembali) ini sontak menjadi berita utama, memicu optimisme di kalangan sebagian Milanisti, sekaligus keraguan di kalangan yang lain.
Kembalinya Allegri, sang pelatih terakhir yang berhasil membawa Milan meraih Scudetto sebelum era Stefano Pioli, bukanlah sekadar pergantian pelatih biasa. Ini adalah sebuah sinyal pergeseran filosofi yang radikal. Era sepak bola menyerang yang penuh energi dan tekanan tinggi kini kemungkinan besar akan digantikan oleh pendekatan yang lebih pragmatis, dingin, dan fokus pada satu hal di atas segalanya: hasil akhir. Lantas, apa saja perubahan terbesar yang bisa kita harapkan di San Siro di bawah komando periode kedua sang maestro taktik ini?
Massimiliano Allegri: Sang Maestro Pragmatis
Untuk memahami apa yang akan ia bawa, kita harus melihat rekam jejaknya. Massimiliano Allegri adalah salah satu pelatih paling sukses dan paling diperhitungkan di Italia dalam dua dekade terakhir. Kariernya melesat saat ia membawa Cagliari tampil impresif, yang membuatnya direkrut oleh AC Milan pada tahun 2010. Di musim pertamanya, ia langsung mempersembahkan gelar Serie A (2010/11), sebuah prestasi yang baru bisa diulangi Milan satu dekade kemudian.
Namun, periode paling dominannya adalah saat ia menukangi Juventus (2014-2019 & 2021-2024). Di sana, ia membangun sebuah dinasti, memenangkan lima gelar Scudetto secara beruntun, empat Coppa Italia, dan dua kali mencapai final Liga Champions. Filosofinya sangat jelas dan konsisten: pragmatisme. Allegri bukanlah seorang ideolog seperti Pep Guardiola atau Jürgen Klopp. Ia adalah seorang realis yang menyesuaikan taktiknya dengan pemain yang ia miliki. Baginya, kemenangan 1-0 yang “jelek” jauh lebih berharga daripada kekalahan 3-4 yang menghibur.
Perubahan #1: Kembalinya ‘Corto Muso’ – Fokus pada Hasil, Bukan Estetika
Perubahan paling fundamental yang akan dibawa oleh Massimiliano Allegri adalah pergeseran mindset. Jika sebelumnya Milan dikenal dengan permainan yang proaktif dan menyerang, kini DNA tim akan diubah menjadi lebih reaktif dan efisien. Para penggemar harus mulai terbiasa dengan filosofi “Corto Muso” yang dipopulerkan Allegri. Istilah dari dunia pacuan kuda ini berarti “menang dengan selisih hidung”, yang ia artikan sebagai kemenangan dengan skor tipis seperti 1-0 sudah lebih dari cukup.
Ia akan menekankan bahwa yang terpenting dalam sebuah musim yang panjang bukanlah seberapa indah permainan di setiap laga, melainkan seberapa banyak poin yang berhasil dikumpulkan. Jangan kaget jika di musim depan kita akan lebih sering melihat Milan bermain lebih sabar, membiarkan lawan menguasai bola di area yang tidak berbahaya, dan kemudian menghukum mereka melalui serangan balik yang klinis. Estetika permainan akan menjadi nomor dua, sementara kemenangan menjadi satu-satunya hal yang penting.
Perubahan #2: Restrukturisasi Lini Tengah dan Soliditas Pertahanan
Secara taktis, Allegri akan membangun timnya dari belakang. Prioritas utamanya adalah menciptakan sebuah unit pertahanan yang sangat sulit ditembus. Ia akan menghabiskan banyak waktu di sesi latihan untuk mengasah organisasi, disiplin posisi, dan kekompakan lini belakang.
Lini tengah juga akan mengalami perombakan peran yang signifikan. Allegri adalah penggemar berat lini tengah yang seimbang, yang diisi oleh kombinasi antara “otot” (gelandang perebut bola), “otak” (gelandang pengatur tempo), dan “stamina” (gelandang box-to-box). Kemungkinan besar ia akan beralih dari formasi 4-2-3-1 yang ofensif ke formasi yang lebih solid seperti 4-3-3 atau bahkan 3-5-2, tergantung pada materi pemain yang tersedia. Pemain-pemain kreatif seperti Rafael Leão mungkin akan dituntut untuk memiliki tanggung jawab defensif yang lebih besar, sebuah syarat mutlak dalam sistem permainan Allegri.
Perubahan #3: Manajemen Bintang dan Suntikan Mentalitas Juara
Salah satu keahlian terbesar Massimiliano Allegri adalah kemampuannya dalam mengelola ruang ganti yang dipenuhi pemain bintang. Ia dikenal memiliki pendekatan yang tenang, kebapakan, dan mampu meredam ego para pemain besar. Ia tahu kapan harus bersikap keras dan kapan harus memberikan kebebasan. Kemampuan man-management ini akan sangat krusial bagi skuad Milan yang memiliki banyak talenta muda.
Lebih dari itu, kedatangannya membawa aura seorang pemenang sejati. Ia tahu persis apa yang dibutuhkan untuk bisa bertahan di puncak klasemen hingga akhir musim. Ia akan menanamkan mentalitas “wajib menang” dan ketenangan di saat-saat paling krusial, sesuatu yang mungkin masih kurang dari skuad Milan dalam beberapa musim terakhir. Untuk menjalankan filosofinya, Allegri tentu membutuhkan pemain dengan profil yang tepat. Perekrutan pemain yang sudah teruji dan memiliki etos kerja tinggi akan menjadi prioritas, mirip seperti saat Manchester United merekrut Bryan Mbeumo bukan karena nama besarnya, tetapi karena ia sangat cocok dengan kebutuhan sistem.
Kembalinya Allegri ke Milan menjadi berita terbesar di Italia musim panas ini. Analisis taktis dan prediksi mengenai bagaimana ia akan mengubah wajah tim secara mendalam dibahas oleh media-media olahraga terkemuka seperti La Gazzetta dello Sport, yang menyoroti ekspektasi tinggi yang kini disematkan kembali pada pundaknya.
Kembalinya Massimiliano Allegri: Revolusi Pragmatis di San Siro
Pada akhirnya, kembalinya Massimiliano Allegri ke kursi pelatih AC Milan menandai sebuah revolusi pragmatis. Ini adalah sebuah pernyataan dari klub bahwa setelah beberapa tahun membangun tim dengan sepak bola yang atraktif, kini saatnya untuk fokus pada satu tujuan akhir: meraih trofi secara konsisten. Para Milanisti mungkin harus bersiap untuk menyaksikan sepak bola yang tidak selalu indah dipandang mata. Namun, mereka juga boleh berharap untuk melihat sebuah tim yang lebih solid, lebih dewasa secara taktis, dan jauh lebih sulit untuk dikalahkan. Pertanyaannya sekarang, apakah revolusi pragmatis ala Allegri ini akan sepadan dengan hadiah utamanya: kembalinya trofi Scudetto ke lemari piala AC Milan? Musim 2025/2026 akan menjadi jawabannya.