Chelsea Kalah di Laga Perdana UCL, Maresca Ngamuk Soal Kartu Merah

Awal yang pahit dan penuh kontroversi harus dirasakan oleh Chelsea dalam kampanye Liga Champions 2025/2026 mereka. Bertandang ke markas juara bertahan Bundesliga yang tak terkalahkan musim lalu, Bayer Leverkusen, The Blues harus menyerah dengan skor tipis 1-2. Namun, bukan Chelsea kalah yang menjadi sorotan utama, melainkan sebuah insiden krusial yang membuat manajer Enzo Maresca murka besar.

Dalam konferensi pers pasca-pertandingan pada Rabu (17/9) dini hari, Maresca meluapkan amarahnya kepada ofisial pertandingan. Ia menuding wasit telah membuat keputusan fatal yang mengubah jalannya laga dengan tidak memberikan kartu merah langsung kepada bek Leverkusen, Jonathan Tah. Chelsea kalah bukan hanya karena permainan lawan, tetapi juga, menurut sang manajer, karena sebuah keputusan tidak adil yang merugikan timnya di momen paling penting.

Kronologi Laga: Pertarungan Sengit di BayArena

Pertandingan di BayArena sejak awal sudah berjalan dengan intensitas sangat tinggi, sesuai prediksi. Chelsea, di bawah arahan Enzo Maresca, mencoba menerapkan gaya permainan berbasis penguasaan bola mereka. Di sisi lain, Leverkusen asuhan Xabi Alonso tampil dengan pressing tinggi dan transisi cepat yang menjadi ciri khas mereka.

Chelsea sebenarnya berhasil unggul lebih dulu melalui gol dari rekrutan baru mereka. Namun, Leverkusen berhasil menyamakan kedudukan sebelum jeda turun minum. Pertandingan pun berada dalam posisi seimbang dan sangat terbuka di babak kedua.

Momen Kontroversial yang Mengubah Segalanya

“Bencana” bagi Chelsea datang di pertengahan babak kedua. Saat sedang membangun serangan, penyerang Chelsea berhasil lolos dan tinggal berhadapan satu lawan satu dengan kiper. Namun, sesaat sebelum ia sempat melepaskan tembakan, Jonathan Tah, sebagai orang terakhir di pertahanan Leverkusen, melakukan tekel dari belakang yang membuatnya terjatuh.

Wasit langsung meniup peluit pelanggaran, namun hanya memberikan kartu kuning kepada Tah. Para pemain Chelsea sontak mengerubungi wasit, memprotes keras dan menuntut kartu merah karena itu adalah sebuah clear goal-scoring opportunity (peluang emas mencetak gol yang digagalkan secara ilegal). Wasit pun sempat berkomunikasi dengan ruang VAR. Setelah peninjauan singkat, keputusan kartu kuning tetap dipertahankan, sebuah keputusan yang membuat seluruh bangku cadangan Chelsea, terutama Enzo Maresca, meledak dalam amarah. Bermain dengan 11 orang, Leverkusen akhirnya berhasil mencetak gol kemenangan di menit-menit akhir.

Luapan Amarah Enzo Maresca: “Ini Tidak Bisa Dipercaya!”

Dalam sesi konferensi pers, Enzo Maresca tidak menyembunyikan kekecewaannya. “Saya tidak bisa memahaminya. Ini tidak bisa dipercaya,” ujar Maresca dengan nada tinggi. “Itu 100 persen kartu merah. Pemain saya sudah tinggal berhadapan dengan kiper. Itu adalah pelanggaran profesional yang disengaja. Jika wasit di lapangan mungkin ragu, untuk apa ada VAR jika bukan untuk memperbaiki kesalahan sejelas ini?”

Ia melanjutkan, “Keputusan itu mengubah segalanya. Jika mereka bermain dengan 10 orang selama 25 menit terakhir, hasilnya akan sangat berbeda. Kami merasa dirampok malam ini. Para pemain sudah berjuang keras.”

Kewaspadaan sebelum laga ternyata tidak cukup. Di Liga Champions, satu insiden atau satu keputusan wasit memang bisa mengubah segalanya. Bahkan tim sekuat Manchester City pun selalu waspada jelang laga awal Liga Champions karena mereka tahu betapa kejamnya kompetisi ini.

Untuk melihat kembali highlight pertandingan, statistik, dan analisis ofisial dari laga ini, para penggemar bisa mengunjungi situs web resmi UEFA.

Chelsea Kalah: Awal Terjal bagi Ambisi Chelsea di Eropa

Pada akhirnya, Chelsea kalah dan harus pulang dari Jerman dengan tangan hampa serta rasa frustrasi yang mendalam. Terlepas dari perdebatan mengenai keputusan wasit, kekalahan di laga pembuka ini langsung menempatkan mereka dalam posisi yang sulit di grup yang sangat kompetitif. Ini adalah sebuah awal terjal bagi ambisi besar Enzo Maresca untuk membawa The Blues kembali berprestasi di panggung Eropa. Pekerjaan rumah yang besar kini menanti. Mereka tidak hanya harus segera membangkitkan mental para pemain, tetapi juga harus memastikan bisa meraih poin penuh di pertandingan-pertandingan berikutnya jika tidak ingin mimpi Liga Champions mereka berakhir lebih cepat dari yang diharapkan.

You May Also Like

Bursa Transfer Bola Eropa Makin Memanas: Modric ke Inggris?

BURSA TRANSFER BOLA EROPA MEMANAS! MODRIC KE PREMIER LEAGUE, BRUNO FERNANDES KE…

Final Liga Champions 2025: PSG vs Inter, Epic Clash!

Final Liga Champions 2025 Penuh Drama: PSG vs Inter Milan, Pertarungan Dua…

Klasemen Liga 1 2024/2025: Persib Bandung Juara!

Klasemen Akhir Liga 1 2024/2025: Persib Bandung Juara, Tapi Siapa yang Degradasi…

Newcastle United Resmi Datangkan Malick Thiaw dari AC Milan

Resmi! Newcastle United Rekrut ‘Tembok’ Baru Malick Thiaw dari AC Milan Newcastle…