Revolusi Skor di Kejuaraan Dunia Junior BWF 2025, Apa Itu Sistem Relay 3×45?

Sebuah gebrakan besar dan revolusioner akan segera mewarnai panggung bulu tangkis junior dunia. Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) secara resmi mengumumkan akan menguji coba sebuah sistem skor yang sama sekali baru pada perhelatan Kejuaraan Dunia Junior BWF 2025 beregu campuran, yang memperebutkan Piala Suhandinata. Keputusan ini sontak menjadi perbincangan hangat di kalangan komunitas bulu tangkis global.

Sistem skor tradisional 3×21 yang sudah mendarah daging kini akan digantikan sementara oleh format eksperimental yang disebut sistem skor relay 3×45. Pengumuman yang diterima oleh Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) ini menandai langkah berani BWF untuk terus berinovasi, mencari format yang lebih menarik dan dinamis. Apa sebenarnya sistem skor baru ini, bagaimana cara kerjanya, dan apa dampaknya bagi para atlet muda yang akan berlaga?

Latar Belakang Perubahan: Mencari Format yang Lebih ‘Televisif’

Sebelum membahas sistem barunya, penting untuk memahami mengapa BWF terus-menerus bereksperimen dengan format skor. Ini bukanlah yang pertama kali. Beberapa tahun lalu, BWF sempat menguji coba format 5×11. Tujuan utama di balik semua eksperimen ini adalah untuk membuat pertandingan bulu tangkis menjadi lebih menarik bagi penonton televisi dan media digital.

Pertandingan dengan sistem 3×21 terkadang bisa berlangsung sangat lama dan durasinya sulit diprediksi, yang menjadi tantangan bagi para pemegang hak siar. Dengan format baru, BWF berharap bisa menciptakan pertandingan yang lebih padat, lebih intens, dan durasinya lebih pasti, tanpa mengurangi esensi dari olahraga itu sendiri. Ajang Kejuaraan Dunia Junior BWF 2025 dipilih sebagai “laboratorium” yang sempurna untuk menguji coba ide radikal ini.

Cara Penentuan Skor Baru: Membedah Sistem Relay 3×45

Sistem skor “relay 3×45” ini sangat berbeda dari apa pun yang pernah kita lihat sebelumnya dalam bulu tangkis. Ini mengubah pertandingan dari serangkaian set yang terpisah menjadi sebuah perlombaan poin yang berkelanjutan.

Berikut adalah penjelasan cara kerjanya:

  • Satu Pertandingan, 45 Poin: Sebuah pertandingan tidak lagi dimenangkan dengan memenangkan dua dari tiga set. Sebaliknya, satu pertandingan (misalnya, tunggal putra) dimenangkan oleh pemain yang pertama kali mencapai 45 poin.
  • Konsep ‘Relay’ atau Berkelanjutan: Poin bersifat akumulatif dan berkelanjutan. Tidak ada jeda panjang antar set seperti pada sistem 21 poin.
  • Tiga Babak (Bukan Set): Pertandingan dibagi menjadi tiga babak.

    • Babak Pertama: Dimainkan hingga salah satu pemain mencapai 15 poin. Setelah itu, ada jeda singkat (misalnya 60 detik).
    • Babak Kedua: Pertandingan dilanjutkan dari skor 15. Babak kedua berakhir saat salah satu pemain mencapai 30 poin. Jeda singkat kembali diberikan.
    • Babak Ketiga: Pertandingan dilanjutkan dari skor 30 dan berakhir saat salah satu pemain mencapai 45 poin.

  • Tanpa Jus (Deuce): Untuk memastikan durasi yang lebih pasti, kemungkinan besar tidak ada sistem jus. Pemain yang mencapai poin 15, 30, atau 45 terlebih dahulu akan memenangkan babak atau pertandingan tersebut, meskipun selisihnya hanya satu poin.

Sistem ini secara fundamental akan mengubah strategi. Konsistensi dari poin pertama hingga terakhir menjadi sangat krusial. Tidak ada lagi kesempatan untuk “melepas” sebuah set dan bangkit di set berikutnya.

Dampak bagi Pemain dan Pelatih: Adaptasi Total Diperlukan

Penerapan sistem skor baru di Kejuaraan Dunia Junior BWF 2025 ini akan menuntut adaptasi total dari para pemain muda dan tim pelatih.

  • Fokus dan Stamina: Pemain harus bisa menjaga fokus dan stamina secara konstan sepanjang 45 poin. Sedikit saja lengah, lawan bisa langsung melaju jauh dalam perolehan poin yang akumulatif.
  • Strategi di Momen Kritis: Momen menjelang poin ke-15 dan ke-30 akan menjadi sangat krusial, mirip seperti game point di sistem lama. Pelatih harus bisa memberikan instruksi yang tepat di jeda-jeda singkat tersebut.
  • Mentalitas Baru: Pemain tidak bisa lagi berpikir dalam kerangka “set”. Mereka harus berpikir dalam kerangka “maraton poin”.

Upaya BWF untuk berinovasi ini adalah cerminan dari semangat olahraga modern yang terus mencari cara untuk menjadi lebih menarik. Semangat yang sama juga terlihat di cabang-cabang olahraga baru yang sedang naik daun. Di Indonesia, misalnya, Padel Indonesia kini menargetkan prestasi dunia setelah melihat antusiasme publik yang luar biasa. Keduanya menunjukkan bahwa sebuah cabang olahraga harus terus berevolusi untuk tetap relevan.

Informasi resmi mengenai peraturan dan implementasi sistem skor baru ini akan terus diperbarui oleh BWF. Para penggemar bisa memantau pengumuman terbaru di situs resmi Badminton World Federation (BWF).

Kejuaraan Dunia Junior BWF 2025: Sebuah Eksperimen Menarik untuk Masa Depan Bulu Tangkis

Pada akhirnya, keputusan untuk menguji coba sistem skor relay 3×45 di Kejuaraan Dunia Junior BWF 2025 adalah sebuah langkah yang berani dan patut untuk diamati. Mungkin sistem ini akan terasa aneh pada awalnya, baik bagi pemain maupun penonton. Namun, ini adalah bagian dari evolusi. Apakah format ini akan berhasil dan kelak diadopsi di level senior? Hanya waktu yang akan menjawabnya. Satu hal yang pasti, Piala Suhandinata tahun ini tidak hanya akan menjadi panggung bagi para calon bintang masa depan, tetapi juga menjadi laboratorium bagi masa depan peraturan bulu tangkis itu sendiri.

You May Also Like

Sudirman Cup 2025: Indonesia Lolos ke Semifinal Setelah Kalahkan Denmark, Misi Juara Makin Dekat!

Tim bulu tangkis Indonesia bikin bangga lagi! Setelah duel ketat yang bikin…

Indonesia Open 2025: Harapan Tuan Rumah di Kancah Dunia!

INDONESIA OPEN 2025: BAGAIMANA NASIB TUAN RUMAH? MENGHADAPI TANTANGAN, MENGUKIR SEJARAH, ATAU…

PBSI: Siti Fadia Fokus Ganda Putri, Era Baru Dimulai!

PBSI: FADIA FOKUS DI GANDA PUTRI, SIAP UKIR PRESTASI BARU! ERA BARU…

Rival Terberat Mia Audina: 3 Legenda yang Bikin Deg-degan!

3 RIVAL TERBERAT MIA AUDINA SAAT MASIH AKTIF JADI PEBULUTANGKIS: PERTARUNGAN KLASIK…